Masa begitu pantas berlalu.Aku masih seperti ini.Duduk sendirian.Merenung jauh di hadapan.Di lema dalam situasi yang menjerat perasaan.Takala senja berlalu,matahari menghilang di telan gelap malam,ku cuba hitung sang Nyamuk yang lalu-lalang di hadapan.Sekali ku tepuk pantas saja ku dapat.Bosan melayan telatah-Nya.Bukan waktu untuk bergurau.
Cahaya bulan mula menerangi.Cuba pula mencari ruang di celahan pepohon.Kesunyian malam pantas saja di alunkan sang penghibur malam.Angin datang menyapa,berlalu dan datang lagi cuba memukul diri ku.Ada pula masa bergurau.Pandang pepohon,sekan melambai pada-ku.Ingin bermain dan terhenti lagi.Tidak sesuai waktu.Aku bingung mencari makna pada semua ini.
Terlintas di lubuk kata ini,Indah sungguh Ciptaan TUHAN.Setiap yang berlaku itu ada tersirat dan tersurat.Sukar juga mencari makna dan maksud pada tiap kejadian itu.Persoalan ini sejak semula lagi,rajin bertandang.Gagal lagi mencari jawapan.Selalu saja tergantung tidak bertali.
Ah!!! perasaan ku merontah.Kata sama lagi ku lakari pada dada lembaran putih ini.Walaupun aku saja tahu,namun hati ini merontah.Ingin mencari lain kata indah.Tapi…..di mana aku harus mencari kata itu! aku bukan Sang Pujangga,bisa saja menulis kata indah tiap waktu.Aku bukan itu….Aku mula mengalah. Terima saja hakikat.Aku teruskan juga.
Aku masih merenung jauh pentas lakonan ini.Hebatkah sangat apa yang telah aku lakonkan. Kita kan umpama sebuah cerita.Kita ini pelakon.Hidup ini satu ujian.Tersungkur tika jatuh di percubaan kita saja mampu berdiri semula,bukan pada orang lain.Semua pada kita.Hidup juga di beri nama.Kita telah pun tandatangani kontrak perjanjian ini dan kita harus tamatkan juga.Sejauh mana kita berlari membawa diri,pada hakikat-nya kita tetap di sini juga.Kita tetap tamatkan apa yang telah kita mulakan.
TUHAN menjemput tanpa kita pinta atau kita tahu…Terima dengan tenang.Kita telah Berjaya hingga di hujung perjalanan.Perjanjian telah kita tunaikan,berat juga tinggalkan.Bukan rungutan menjelajah diri.
Aku beralih duduk.Jari-jemari ini begitu khusuk berlarian di dada kertas ini.Fikiran ini juga berputar arah.Kadang singgah apa tidak ku ingin lagi berulang.Setia-nya kertas putih ini.Di mana lagi aku harus meluah kata? ini saja sudi sekali mendengar rintihan diri ini.Bukan bermaksud aku sengaja mendera pen ini dan kertas putih ini,namun di mana aku harus melepaskan kata luka ini.
Aku insan biasa dan ditemani seribu kelemahan.Aku senantiasa tewas pada ujian ini.Ini lah hati seorang hamba.Sekuat mana aku terus ingin bersama-mu aku tewas juga.Aku kecewa dan sesal.Gagal saja dalam mematangkan diri agar terima dengan tabah dugaan itu.
Sahabat kampung,TM.
Ulasan
Catat Ulasan